Ketika Sakit Hati
Belum nemu judul yang bagus apa untuk cerita hari ini. Sebenernya ini bukan sebuah cerita, pendekatannya mungkin lebih kepada pengalaman pribadi, renungan atas apa yang diamati. Yaps, saya hanya ingin sharing, mengenai pandangan saya tentang apa yang menurut saya layak untuk kita pelajari, baik dari pengalaman pribadi maupun pengalaman orang lain. Pengalaman orang lain? Iya, karna kita tidak punya cukup waktu hanya untuk merasakan memiliki masalah kan? Jadi tidak ada salahnya jika kita mengambil sebuah perenungan atas hal ihwal yang ditimpakan pada seseorang.
Oke, itu prolog saya. Baiklah kita akan mulai.
Saya yakin, kalian pasti pernah dikecewakan. Entah oleh sahabat, kawan, saudara, pasangan, atau mungkin partner kalian. Saya yakin kita semua pernah. Pernah berusaha menjadi yang baik untuk orag tersebut, menjadi sebenar - benarnya kawan, lalu kemudian kalian tidak dianggap? Kalian tanya rasanya bagaimana? Sakit? Sungguh pastilah perasaan itu sangat sakit, bahkan jika luka dibadan ngilunya bisa sembuh sehari, maka ngilu karna sakit hati dan kecewa butuh waktu lama untuk bisa sembuh kembali. Terlebih jika yang menoreh itu adalah seseorang terdekat kita.
Tidak ada yang bisa kita lakukan memang, jika hal tersebut sudah terjadi. Bahkan jika dia menyadari kesalahannya dan meminta maaf, toh luka hati tak bisa sembuh dengan ucapan maaf tersebut. Saya yakin, untuk memaafkan juga tidak mungkin, karna pada dasarnya maaf berarti mengikhlaskan, melupakan yang uruk tersebut dan saya yakin mungkin tidak semua orang mampu melakukan hal tersebut. Mungkin bibir mengucapkan memaafkan, tapi hati?. Baiklah coba kita renungkan, saat perasaan kita sakit dan tidak keruan sehingga kita menjadi lalai dalam pekerjaan kita, kemudian siapa yang dirugikan? Kita. Apakah orang yang telah menyakiti kita merugi? Tidak. Syukur kalau dia segera sadar dan berusaha memperbaiki keadaan, kalau tidak, ya ngapain di pikirin orang tersebut. Jadi, mulai hari ini, kita hanya perlu melepaskan. melepaskan apa yang telah terjadi, kalau belum mampu memaafkan, maka lepaskanlah. Lepaskan perasaan tersebut, kita tidak harus menghapusnya, tidak harus melupakannya, kita hanya perlu melepaskannya. Agar tersedia ruang di hati kita untuk perasaan bahagia.
Cukup bagi kita untuk tahu keadaannya dan berusaha mengambil jarak dengan orang - orang seperti itu kembali karna kita tak mungkin kan untuk jatuh dilubang yang sama
Komentar