IBU


       Pagi ini, ibu balik ke Pariaman. Tanpa perencanaan sebelumnya, tanpa estimasi apapun, tanpa pikir-pikir, bahkan tiket pesawatpun dipesan hanya sehari sebelum keberangkatan, kurang dari 24 jam. Dalam pikiran ibu hanya satu, segera pulang dan menemui abang don. abang don sakit, jumat lalu abang terjatuh dari kamar mandi, sebelumnya abang memang sedang dalam perawatan karna "sakit yang belum jelas", beberapa kali merujuk ke dokter di Padang hasilnya tidak menyatakan sakit apapun, namun secara fisik muka dan tulang punggung dekat leher abang membengkak. aku tidak tahu pastinya, hanya tahu dari cerita ibu dan abang yeng. 
       Aku tahu semalaman tadi ibu tidak tidur dengan nyenyak, aku tahu bagaimana perasaan saat kita terlampau khawatir. subuh tadi aku lihat posisi tidur ibu berubah.bagian kepala di jadikan bagian kaki. aku tidak tahu persis berapa kali ibu berubah posisi malam tadi, namun aku yakin sering. aku tahu betapa ibu sangat sayang kepada abang don, mana bisa tidur saat fikiran tidak tenang. Tujuan ibu saat ini hanya ingin bertemu abang, melihat dengan langsung kondisi abang.
       Pukul 9 pagi aku mengantarkan ibu ke pol damri barangsiang, tak banyak beban yang ibu bawa (memang itu yang aku harapkan), hanya tas tenteng yang biasa ia gunakan dan tas sandang kecil untuk meletakkan handpone dan selembar tiket pesawat. aku khawatir, dalam keadaan yang kalut, ada baiknya tidak usah membawa beban. Tak ada yang bisa aku lakukan, hanya mampu mengantarkan ibu ke poll damri, meski ibu tidak bilang ingin diantarkan pulang, meski ibu bilang tidak apa-apa. 
       Hari ini tanggal 22 Desember, hari ibu. Doaku untuk ibu hanya satu, Agar Allah yang Maha Penyayang dan Pemurah berkenan memberi ibu kedamaian dalam hati, kekuatan, kebahagiaan, keceriaan, kesehatan, keberkahan. Karna tak ada yang aku miliki di dunia ini lebih dari apa yang telah ibuku beri kepadaku. Untukku ibuku adalah pinjaman dari Allah yang paling sempurna. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kembali Menulis